Kepala Sekolah Belum Efektif Salurkan BOSBerita Terbaru, Wali murid Sekolah Dasar Negeri (SDN) Bambu Apus 04 Pagi pada Rabu (27/7/11), melakukan penyegelan terhadap sekolah tersebut. Sekolah yang terletak di Jalan Laksamana VIII, Perumahan Padepokan TMII, Kelurahan Bambu Apus, Cipayung, Jakarta Timur itu disegel oleh wali murid karena kepala sekolah, Rotua Siregar diduga telah melakukan penggelapan dana BOS dan BOP (Bantuan Operasional Pendidikan) sejak menduduki posisi kepala sekolah tahun 2007.

Tonny Murtono, mantan Ketua Komite SDN Bambu Apus 04 Pagi, mengungkapkan bahwa ada dugaan dana anggaran yang tercantum dalam rincian biaya di awal pendaftaran yang hingga saat ini tidak ada realisasinya. Selain itu, banyak dana tambahan yang dibebankan kepada wali murid.

Menurut Murtono, dana puluhan juta dari pemerintah untuk kegiatan ekstra kurikuler anak-anak, seperti Pramuka dan Paskibra, tidak pernah jelas rinciannya. Bahkan, kegiatan ekskul di sekolah juga tidak pernah diadakan. Para wali murid juga diminta sejumlah uang untuk legalisir ijazah, itupun berbeda-beda jumlahnya, dari Rp 15.000 hingga Rp 30.000 per anak.

Berdasarkan laporan dari rapat wali murid dan komite sekolah, Murtono memaparkan bahwa dana BOS dan BOP yang dialokasikan untuk sekolah ini adalah sebagai berikut: Dana BOS setiap tahunnya sekitar Rp 196,8 juta dan dana BOP sekitar Rp 354,24 juta. Dana sebesar itu digunakan untuk honor guru dan pegawai mencapai Rp 122,50 juta per tahun. Padahal, realisasinya hanya Rp 38,760 juta per tahun.

Selain itu, alokasi dana untuk makanan dan minuman pegawai mencapai Rp 21,254 juta per tahun dan faktanya hanya Rp 3,6 juta per tahun. Pembelian alat tulis kantor (ATK) Rp 60,508 juta per tahun. Kenyataannya, menurut salah satu wali murid dan anggota Komite Sekolah, Alex Taopan, dalam satu semester, guru hanya diberi satu spidol untuk di kelas.

Dalam pertemuan komite dengan pihak sekolah Kamis (28/7/2011), Alex Taopan menyampaikan keluhan para guru yang harus mengeluarkan biaya untuk fotokopi kertas ulangan. Padahal, sudah ada anggaran untuk pengeluaran tersebut.
Alex juga menyesalkan bahwa Komite Sekolah telah dihapus dan dibekukan oleh kepala sekolah. Jadi, bila ada permasalahan, khususnya keuangan, bendahara sekolah tidak meminta persetujuan komite, tetapi langsung kepada kepala sekolah.

Murtono juga membenarkan adanya pembekuan Komite Sekolah. Dia mengaku, posisinya sejak dua tahun lalu digantikan oleh salah satu guru yang ditunjuk langsung oleh kepala sekolah sehingga anggota komite lain tidak bisa mengawasi sekolah.
Menurut Murtono, kasus tersebut kini sedang ditindak lanjuti Suku Dinas Pendidikan Dasar (Sudin Dikdas) Jakarta Timur.

Beberapa orangtua murid mengatakan bahwa ada kemungkinan sekolah lain juga mengalami nasib serupa, atau mungkin malah lebih parah. Bila dana BOS terus disalahgunakan, maka niat baik pemerintah untuk memberi pendidikan yang layak kepada rakyatnya yang kesulitan ekonomi tidak akan tercapai. “Padahal dana BOS tiap tahun selalu dicanangkan dan menjadi program rutin pemerintah,” kata salah seorang wali murid yang enggan ditulis identitasnya.

Menurut orang tua murid tersebut, penyaluran dana dari pemerintah itu harus ada pengawasan dari semua pihak agar niat baik pemerintah melalui program ini bisa tersalurkan dengan baik.

 
Sekolah-sekolah kejuruan (jenjang SMK) saat ini masih membutuhkan banyak guru, setidaknya 45.000 guru untuk 121 program keahlian. Indonesia memiliki sekitar 10.000 sekolah kejuruan, 40 persennya adalah sekolah negeri dan sisanya berstatus swasta. "Kita kekurangan 45.000 guru SMK dan itu menjadi problem kita," kata Kepala Subdit Pembelajaran Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Agung Budi Santoso, di Jakarta. Menurutnya, kekurangan yang begitu besar terjadi di jurusan perminyakan, geologi, kimia, penerbangan, dan pelayaran. Hal ini disebabkan karena distribusi guru yang tidak merata serta minimnya jumlah tenaga pendidik.

"Kenapa bisa kurang? Karena, misalnya, guru geologi, mereka lebih memilih bekerja di pertambangan karena gajinya lebih besar. Ada juga yang distribusinya tidak merata, di sini berlebih, tetapi di tempat lain kekurangan," ujarnya. Faktor lain yang menimbulkan kekurangan jumlah guru adalah pengangkatan guru yang tidak sesuai dengan kebutuhan di lapangan.

Oleh karena itu, Kemdikbud tengah menjalin kerja sama dengan Institute Technical Education (ITE) Singapura guna memberikan pelatihan pada puluhan guru agar memiliki keterampilan dalam menyampaikan materi kepada siswa. "Kekurangan guru terbesar itu ada di SMK dengan akreditasi C. Makanya, kita selalu me-review kebutuhan pasar dengan melibatkan industri, termasuk bekerja sama dengan pihak luar," tuturnya.

*Sumber : edukasi.kompas.com/Kartika Maharani

 
Para ahli mengatakan bahwa hukuman apa pun yang membuat seorang anak merasa malu, bukanlah cara yang efektif untuk mendisiplinkan anak-anak, dan dapat menyebabkan kerusakan psikologis jangka panjang. "Penelitian ini cukup jelas bahwa tidak ada kata yang tepat untuk mempermalukan anak, atau membuat anak merasa bersalah," kata Andy Grogan-Kaylor, seorang profesor di University of Michigan. Hukuman tersebut dapat menyebabkan masalah di masa depan, termasuk meningkatkan depresi kecemasan dan agresi, kata Grogan-Kaylor. Hukuman juga dapat merusak hubungan orangtua dengan anak mereka, dan menyebabkan siklus perilaku buruk, kata para ahli. Sebaliknya, orang tua harus menggunakan strategi disiplin lainnya, seperti pengaturan aturan yang jelas untuk anak-anak dan menghilangkan hak istimewa. Secara keseluruhan, orang tua harus dapat menciptakan lingkungan yang mendukung bagi anak mereka.

"Hal-hal positif memiliki pengaruh yang jauh lebih kuat pada pembentukan perilaku dari hukuman," kata Grogan-Kaylor. Hukuman norma dapat berakibat sosial bagi anak-anak, kata Jennifer Lansford, seorang profesor riset di Pusat Duke Univesity untuk kebijakan Anak dan Keluarga. Sebuah hukuman aneh bisa membuat anak menonjol, dan terprovokasi oleh gertakan, kata Lansford.

Selain itu, anak mengevaluasi pengalaman mereka sendiri dalam konteks apa yang mereka lihat rekan-rekan mereka alami, Lansford mengatakan. Jika anak-anak disiplin dalam cara yang tidak direstui oleh masyarakat, "itu bisa mengarahkan anak-anak untuk melihat mereka secara pribadi ditolak oleh orang tua mereka," kata Lansford.

Hukuman memalukan juga dapat memutuskan hubungan orang tua dari anak-anak mereka, sehingga anak-anak cenderung tidak ingin berperilaku dan melakukan apa yang orang tua katakan, kata Katharine Kersey, seorang profesor pendidikan anak usia dini di Old Dominion University di Norfolk.

"Setiap kali kita mempermalukan anak-anak dengan hukuman, kita kehilangan kemampuan untuk menjadi panutan bagi mereka," kata Kersey. "Ketika Anda menghukum seorang anak, dia tidak lagi ingin menyenangkan Anda, dan tidak ingin menjadi seperti Anda. Anda telah kehilangan kekuatan pengaruh terhadapnya," kata Kersey.

*Sumber : myhealthnewsdaily.com/Kartika Maharani

 
Siapa yang tidak mengenal tentang YouTube? Website yang sangat dikenal dengan fasilitas streaming video itu kini membuat suatu website tersendiri dalam menunjukkan kepeduliannya pada pendidikan di dunia.


Kemarin, baru saja YouTube EDU diluncurkan, di sebuah pusat pendidikan “proyek sukarela yang ingin menemukan cara yang terbaik untuk mengumpulkan dan menyaksikan isi pendidikan terbesar yang diupload ke YouTube oleh sekolah-sekolah dan universitas-universitas” menurut uraian singkat yang tercatat di blog YouTube.


Website ini rencananya akan dapat mengumpulkan video-video dari berbagai sekolah dan universitas, yang kisarannya berasal dari bahan pelajaran untuk siswa yang memdokumentasikan kegiatan atletik. Beberapa materi ini sangat berbobot, bagus dan bermanfaat (bahan pelajaran di Stqanford dan MIT adalah benar-benar bagus). Sedangkan isi lainnya, tidak begitu menarik.


Beberapa hari yang lalu telah diliput mengenai Academic Earth, sebuah situs mengenai isi pendidikan yang sangat bermanfaat sebagai Hulu Pendidikan. Kedua website ini merupakan cara yang sangat baik dalam memperluas dan memajukan dunia pendidikan.

http://www.beritateknologi.com/bantu-edukasi-dunia-melalui-youtube-edu-khusus-video-pendidikan/
 
Lusia Kus Anna | Selasa, 15 Mei 2012 | 13:54 WIB


Kompas.com - Universitas Negeri Medan menyiapkan 55 jurnal ilmiah online dari 38 program studi yang ada di perguruan tinggi itu sebagai salah satu upaya mendorong mahasiswa untuk memperbanyak tulisan karya ilmiah.
     
Pembantu Rektor I Universitas Negeri Medan (Unimed) Profesor Khairil Ansari di Medan, Selasa, mengatakan bahwa penyiapan jurnal ilmiah online tersebut dalam rangka menyikapi edaran Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti) mengenai lulusan strata satu (S-1), S-2, dan S-3 yang harus menulis hasil kajian skripsi di jurnal ilmiah.
     
"Sesuai dengan edaran Dikti per Oktober 2012, akan diberlakukan bahwa setiap lulusan S-1 wajib menulis kajian skripsi di jurnal ilmiah. Dalam hal ini jurnalnya adalah online. Begitu pula, tesis S-2, sedangkan untuk S-3 yakni jurnal internasional," katanya saat membuka pelatihan pengelolaan jurnal Online Unimed.
     
Sejauh ini, lanjut dia, ada beberapa web jurnal online yang telah dimiliki Unimed, namun belum diakui pemerintah karena untuk bisa diakui harus masuk dalam portal yang telah disiapkan pemerintah yakni Portal Garuda.
     
"Selain untuk lebih memberikan keringanan biaya dibandingkan menggunakan jurnal cetak, jurnal online ini juga mencegah terjadinya plagiat dalam pembuatan karya skripsi," katanya.
     
Menurut dia, jurnal online Unimed tersebut disiapkan sebagai salah satu upaya mengantisipasi edaran Dikti sebelum menjadi peraturan menteri pendidikan.

"Saat ini kami telah mendaftarkan 55 jurnal online dan diharapkan dalam minggu depan sudah mulai diisi dengan karya skripsi mahasiswa kami yang baru diwisuda," katanya.
     
Ketua Panitia Pelatihan Dr. I Wayan Dirgayasa mengatakan untuk pengelolaan jurnal online tersebut, pihaknya terlebih dahulu melakukan pelatihan dengan mengundang narasumber dari Universitas Negeri Semarang (Unnes). Mengingat sejauh ini, Unnes telah memiliki dan menerapkan jurnal online sesuai dengan edaran Dikti.
     
"Unnes telah memiliki 110 jurnal online dan telah berjalan. Untuk itu, kami menghadirkan pembicara dari Unnes, yakni Dr. Sutikno agar bisa memberikan masukan dan pengalaman dalan pengelolaan jurnal online yang telah mereka terapkan sebelumnya," katanya.

 


http://edukasi.kompas.com/read/2012/05/15/13541761/Unimed.Siapkan.55.Jurnal.Ilmiah.Online
 
Egidius Patnistik | Kistyarini |
Selasa, 15 Mei 2012 | 14:26 WIB


PITTSBURGH, KOMPAS.com — Kompetisi sains internasional tingkat remaja (International Science and Engineering Fair) yang disponsori Intel secara resmi dibuka, Senin (14/5/2012) malam waktu Pittsburgh, Pennsylvania, Amerika Serikat.

Sekitar 1.500 perserta dari 68 negara, termasuk enam siswa SMA dari Indonesia, hadir dalam pembukaan kompetisi yang akan memperebutkan total hadiah 3 juta dollar AS itu. Hadiah akan berupa uang tunai dan beasiswa.

Dalam acara pembukaan, panitia menampilkan Benjamin Gulak, CEO & Chairman BPG-Werks sebagai pembicara utama. Gulak terkenal karena menciptakan The Uno, kendaraan bertenaga listrik ramah lingkungan yang menyerupai unicycle (sepeda beroda satu) bermotor. Gulak tiga kali menjadi finalis kompetisi ISEF, yaitu tahun 2004, 2006, dan 2007.

Gulak sengaja ditampilkan guna merangsang para peserta berpikir bahwa proyek atau karya mereka dapat menjadi peluang bisnis yang sangat menjanjikan. Gulak dan sejumlah profesional lain yang tampil pada acara itu membagi resep tentang apa yang para remaja itu perlu tahu agar bisa menjadi pengusaha di masa depan.

Sementara itu, Elizebth Marincola, Presiden Society for Science & the Public (SSP), yang merupakan penyelenggara ISEF, dalam sambutan tertulisnya menyatakan, para finalis Intel ISEF punya potensi untuk membantu menyelesaikan banyak persoalan dunia yang menyebalkan. Peserta juga dapat membantu merealisasikan komunitas global yang paling baik.

Enam siswa Indonesia peserta kompetisi yang akan berakhir pada Jumat ini adalah Muhammad Lutfi Nurfakhiri dari SMAN 1 Bogor, Jawa Barat; Efa Fazriyah Haryono dan Marwah Zairah dari SMAN I Malimping, Banten; serta Aulia Azka Januartika, Anas Mufid Nurrochman, dan Amelia Nugrahanigrum dari SMAN 1 Yogyakarta. Mereka adalah pemenang Lomba Karya Ilmiah Remaja Bidang Teknik yang diselenggarakan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia tahun 2011.

Lutfi akan menampilkan karya bertopik "Sensor Optik sebagai Alat Efisiensi Pemakaian Pupuk Nitrogen pada Tanaman Padi". Efa dan Marwah membuat karya kolaborasi berjudul "Kertas Antirayap dari Jerami Padi dengan Penambahan Daun Sirsak". Sementara Aulia, Anas, dan Amelia akan memamerkan karya bertajuk "Rancangan Dam Pemecah Lahar Dingin".

Indonesia mulai mengirim peserta tahun 2010. Tahun lalu, peserta Indonesia meraih penghargaan khusus, yaitu untuk kategori China Association for Science and Technology.

ISEF bermula dari National Science Fair yang dirancang SSP, yang kemudian dikenal sebagai Science Service, pada 1950. Tahun 1958, pameran itu menjadi peristiwa internasional untuk pertama kalinya ketika Jepang, Kanada, dan Jerman bergabung. Intel resmi menjadi sponsor utama ISEF sejak 1997 dan berkomitmen untuk mendukung acara tersebut hingga 2019.



http://edukasi.kompas.com/read/2012/05/15/14264937/Kompetisi.Sains.Intel.ISEF.2012.Resmi.Dibuka
 
Yatimul Ainun | Lusia Kus Anna |
Selasa, 15 Mei 2012 | 15:12 WIB


MALANG, KOMPAS.com - Diperlukan langkah maksimal untuk menghentikan praktik korupsi yang menggerogoti berbagai sendi kehidupan bangsa. Salah satu cara yang dinilai bisa mencetak generasi muda yang bebas dari praktik korupsi adalah membuka fakultas anti korupsi di perguruan tinggi.

Hal tersebut disampaikan oleh mantan Menteri Percepatan Daerah Tertinggal, Lukman Edy. "Kalau tidak segera diantisipasi, generasi muda ancamannya. Dari itu, pemerintah harus secara serius memberantas korupsi yang mencekik Indoensia," jelasnya di sela acara sosialisasi Empat Pilar Berbangsa dan Bernegara: Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika, di Malang (15/5).

Ia mengatakan, pemerintah harus serius dan yang paling strategis adalah peran perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta. "Saya mengusulkan agar perguruan tinggi membuka fakultas antikorupsi. Kalau pihak perguruan tinggi menyambutkan, Kemendikbud harus mendukungnya," urai Ketua Fraksi PKB di MPR itu.

Edy mengatakan, upaya pendidikan anti korupsi memang sudah dilakukan sejak dini. Di lembaga pendidikan mulai dari SD hingga SMA sudah ada muatan lokal anti korupsi. "Begitu di Perguruan Tinggi harus membuka fakultas anti korupsi, tidak hanya masuk menjadi mata kuliah saja" katanya.

Edy menilai banyak pemimpin muda saat ini yagn sudah tidak mendapat kepercayaan lagi dari rakyat. "Karena tidak sabar menunggu giliran jadi pemimpin, begitu jadi pemimpin kebablasan, korupsi menjadi halal demi kepentingannya," katanya.

 


http://edukasi.kompas.com/read/2012/05/15/15123571/Perguruan.Tinggi.Diusulkan.Buka.Fakultas.Anti.Korupsi.
 
Noor Ramadhan Liputan6.com, Malang: Putra-putri Indonesia kembali mengukir prestasi pendidikan di tingkat internasional. Dua siswa SMA 10 Malang, Jawa Timur, meraih medali emas dalam ajang international Young Inverter Project Olimpiade yang digelar di Universitas Chaglar, Georgia.

Nurul Inayah dan Nando Novia sukses menyisihkan ratusan peserta dari 40 negara sedunia untuk meraih posisi tertinggi. Dua siswa tersebut menampilkan karya bertema photo electrocystem yang mengubah urin menjadi energi alternatif penggerak mobil listrik.

Urin dipilih sebagai energi alternatif karena memiliki kandungan molekul gas hidrogen. Urin yang digunakan pun tentunya urin manusia yang sehat dan tidak mengandung unsur zat gula.

Pemanfaatan energi matahari dan urin tentu saja sangat membantu mengurangi polusi udara. Meski temuan para siswa ini masih terus dalam proses penyempurnaan. (YUS)


http://berita.liputan6.com/read/398808/dua-siswa-kembangkan-urin-sebagai-sumber-energi
 
| Lusia Kus Anna |
Selasa, 24 April 2012 | 15:16 WIB


KOMPAS.com — Pembangunan Institut Teknologi Sumatera dijadwalkan dimulai pada bulan Agustus 2012 di Lampung dan selesai pada 2014. Pembangunan institut ini merupakan program nasional yang menggunakan anggaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Nantinya, institut tersebut akan menjadi bagian dari Institut Teknologi Bandung.

Sebelumnya, direncanakan pembangunan kampus tersebut di lahan eks PTPN VII di Sukarame, Bandar Lampung, di atas lahan seluas 300 hektar. Selasa (24/4/2012) siang, jajaran Kemdikbud dan Pemerintah Provinsi Lampung menggelar rapat pembahasan pembangunan kampus itu sekaligus meninjau lokasi di lahan eks PTPN VII.
    
"Terkait lokasi pembangunan institut itu, kami masih membicarakannya. Kementerian Pendidikan menghendaki pembangungan kampus tersebut di Kecamatan Wayhui, Lampung Selatan. Namun, Kementerian Kehutanan menghendaki pembangunannya di Kotabaru, Lampung Selatan," kata Sekretaris Daerah Provinsi Lampung Berlian Tihang, di Bandar Lampung, Selasa.

Sementara itu, Pemerintah Provinsi Lampung sendiri belum menganggarkan pembangunan kampus tersebut pada tahun anggaran 2012. "Tapi kita akan membahasnya pada APBD Perubahan, kalau Pemprov tidak segera menganggarkan, dikhawatirkan akan menghambat pembangunan kampus itu yang direncanakan selesai pada tahun 2014," katanya.

Sumber :ANT

http://edukasi.kompas.com/read/2012/04/24/15162393/Institut.Teknologi.Sumatera.Segera.Dibangun
 
M.Latief | Latief |
Rabu, 9 Mei 2012 | 15:35 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengklaim berhasil melakukan efisiensi anggaran sekitar Rp 2 triliun - Rp 3 triliun pada 2011 lalu. Mendikbud mengungkapkan hal tersebut usai mengikuti Rapat Koordinasi Pembahasan Soal Pasokan Gas, di Gedung Menko Perekonomian, Jakarta, Rabu (9/5/2012).

"Tahun lalu (2011) efisiensi anggaran Kemendikbud mencapai sekitar 10 % yang diperoleh antara lain dari penghematan perjalanan dinas, biaya rapat," kata Nuh.

Nuh menjelaskan, penghematan dilakukan pada pos-pos keuangan yang terkait dengan struktur organisasi. Struktur ini, katanya, berpengaruh besar terhadap pembiayaan dan beban operasional Kemendikbud.

"Tahun ini (2012) kita berharap penghematan anggaran dapat lebih ditingkatkan lagi sehingga dananya bisa digunakan untuk keperluan lainnya," ujarnya.

Ia menyebutkan, dana yang dapat dihemat pada 2011 tersebut direalokasikan untuk menambah sekitar ribuan kelas baru. Realokasi tersebut, termasuk untuk menambah jumlah bangunan sekolah.

Sebelumnya, pada Maret 2012 lalu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengajukan tambahan anggaran pendidikan senilai Rp 11,22 triliun. Dengan adanya tambahan ini, jumlah dana pendidikan tahun 2012 mencapai Rp 75,79 triliun. Tambahan dana pendidikan ini utamanya untuk penambahan subsidi siswa miskin dan daerah terpencil, terluar, dan tertinggal.

Hal ini terungkap dalam rapat kerja usulan pemanfaatan Rancangan APBN Perubahan 2012 antara Komisi X DPR dan Kemendikbud di Jakarta, Senin (12/3/2012/Kemendikbud Minta Tambahan Anggaran Rp 11,22 Triliun). Hadir dalam rapat kerja Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh. 

Nuh menjelaskan, peningkatan subsidi siswa miskin dari jenjang SD hingga perguruan tinggi mencakup penambahan biaya dan jumlah penerima. Berdasarkan kajian Bank Dunia 2011, dana subsidi siswa miskin belum memenuhi 100 persen kebutuhan personal siswa miskin. 

"Penghematan harus dilaksanakan, namun investasi dalam bentuk belanja modal harus tetap dilakukan," ujarnya.

Sumber :ANT 

http://edukasi.kompas.com/read/2012/05/09/15352255/Mendikbud.Kemendikbud.Hemat.Anggaran.Sekitar.Rp.2.Triliun